Artikel

Sadari Kedatangan Bonus Demografi Demi Indonesia Lebih Baik

Bonus demografi adalah keadaan di mana jumlah penduduk dengan usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS), usia produktif suatu penduduk berada pada rentang 15 sampai 64 tahun. Pada tahun 2018 lalu penduduk Indonesia telah mencapai angka 265 juta jiwa dengan persentase usia produktif sekitar 60 persen.

Bonus demografi di Indonesia sendiri diperkirakan akan terjadi pada tahun 2020 sampai 2035, dan mencapai puncaknya pada tahun 2025 hingga 2030. Kita saat ini telah berada di tahun 2019, artinya selangkah lagi kita akan memasuki fenomena ini. Namun, kesiapan Indonesia menyambut fenomena ini masih menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat.

Banyak sudut pandang penilaian kesiapan Indonesia menyambut bonus demografi ini, mulai dari pendidikan, ekonomi, dan lainnya. Sebagai mahasiswa, kita harus sadar akan adanya bonus demografi, karena mau tidak mau kita yang akan menentukan arah Indonesia ke depan. Apabila mahasiswa tidak bisa memaknai arti penting bonus demografi ini, bukan tidak mungkin Indonesia nantinya hanya akan menampung para pengangguran.

Kesadaran perlu ditanamkan kepada para mahasiswa agar mereka bisa mengenali potensi dalam diri mereka. Kesadaran akan pentingnya pendidikan mungkin menjadi faktor utama dalam hal ini. Dikutip dari belmawa.ristekdikti.go.id, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Intan Ahmad mengatakan, “Pendidikan dan pelatihan adalah elemen utama untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.”

Dengan pendidikan yang berkualitas, mahasiswa akan memiliki bekal untuk berada di dunia kerja nantinya. Selain itu, kelak mereka juga bisa menjadi wirausahawan dengan ilmu yang mereka miliki. Artinya, mereka akan membuka lapangan kerja baru dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah ekonomi. Faktor ekonomi dikatakan penting karena harapan dari adanya bonus demografi ialah, Indonesia akan menjadi negara maju pasca fenomena ini. Dengan banyaknya usia produktif, tentunya akan meningkatkan angka produktivitas Indonesia, karena tenaga kerja usia produktif akan turut berkontribusi dalam memajukan perekonomian Indonesia. Peningkatan sektor perekonomian ini nantinya akan berimbas pada pendapatan per kapita Indonesia. Mengutip perkataan dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani, melalui finance.detik.com 2017 lalu, ia mengungkapkan jika momentum ekonomi terus tinggi, pendapatan per kapita Indonesia bisa mencapai 30.000 US Dollar. Berdasarkan data dari Bank Dunia, sebuah negara dikategorikan negara maju bila pendapatan per kapita di atas 10.726 US Dollar per tahun. Bukan tidak mungkin Indonesia dapat mencapai angka tersebut jika penduduk usia produktifnya memiliki kemampuan dan bekal yang cukup saat bekerja nanti.

Bonus demografi adalah fenomena langka yang terjadi di suatu negara. Fenomena ini dapat menjadi sebuah keuntungan jika disiapkan dengan baik, sekaligus juga menimbulkan kerugian jika eksekusinya tidak matang. Indonesia dengan segala persiapannya harus didukung oleh penduduk yang sadar akan manfaat dari bonus demografi bagi negaranya.

Saat angka pengangguran di Indonesia rendah, pendapatan per kapita Indonesia tinggi, kesetaraan gender di Indonesia dijunjung tinggi, dan sistem pendidikan di Indonesia baik dan merata, kita akan sadar akan manfaat dari bonus demografi itu. Tidak lain dan tidak bukan, Indonesia menjadi negara maju seperti negara besar lainnya. Apabila hal tersebut tidak disadari dan dimaknai, Indonesia hanya akan menjadi salah satu negara yang gagal dalam menangani fenomena bonus demografi ini.

Penulis: Royan Dwi Saputra

Editor: Dinar Wahyuni

Facebook Comments

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!