Misi Rover Bulan NASA Hidup Kembali, Blue Origin Terpilih Sebagai Mitra Baru

NASA secara mengejutkan telah menghidupkan kembali sebuah misi ilmiah ke bulan yang melibatkan rover pencari air. Misi ini sebelumnya diyakini telah dibatalkan dan komponen-komponennya akan dibongkar untuk suku cadang.

Pembatalan dan Kebangkitan Misi VIPER

Pada Juli 2024, badan antariksa Amerika Serikat tersebut membatalkan misi rover yang dikenal sebagai VIPER (Volatiles Investigating Polar Exploration Rover), dengan alasan penundaan peluncuran dan pembengkakan biaya. Proyek VIPER, yang telah menghabiskan dana pengembangan sebesar $450 juta, dirancang untuk mengebor es air di kutub selatan bulan. Temuan dari misi ini sangat krusial untuk menentukan lokasi pendaratan astronaut di masa depan.

Awalnya, VIPER dijadwalkan tiba di bulan pada tahun 2023 menggunakan wahana pendarat yang dibangun oleh Astrobotic Technology, sebuah perusahaan asal Pittsburgh. Namun, NASA merasa wahana antariksa komersial tersebut memerlukan lebih banyak waktu untuk pengujian. Hal ini, ditambah dengan masalah jadwal dan rantai pasokan lainnya, memaksa NASA untuk mengalokasikan lebih banyak waktu dan dana ke dalam misi yang bermasalah, yang berpotensi membahayakan rencana eksplorasi bulan lainnya.

Kini, tanpa pengumuman besar, NASA telah memulihkan misi tersebut. Mereka memilih Blue Origin, perusahaan milik miliarder Jeff Bezos, untuk mengirimkan rover tersebut ke kutub selatan bulan pada akhir tahun 2027.

Peran Blue Origin dan Program Artemis

Keputusan ini disambut baik oleh komunitas antariksa. “Pemilihan Blue Origin untuk mengirimkan VIPER adalah kemenangan bagi sains, eksplorasi bulan, dan kepemimpinan AS di luar angkasa,” kata Grant Henriksen dari National Space Society. “Ini menunjukkan kekuatan kemitraan publik-swasta untuk mengatasi tantangan dan menjaga kelangsungan misi-misi penting.”

Sebagai bagian dari kontrak, Blue Origin akan merancang, menguji, dan mengoperasikan wahana pendarat yang akan membawa rover tersebut ke permukaan bulan. Setelah pendaratan berhasil, NASA akan mengambil alih operasional rover selama kurang lebih 100 hari.

Blue Origin telah memiliki wahana pendarat robotik, Blue Moon Mark 1, yang sedang dalam tahap produksi dan dijadwalkan untuk misi lain pada tahun ini. Berdasarkan kontrak baru senilai hingga $190 juta, perusahaan yang berbasis di Kent, Washington ini akan memproduksi wahana pendarat duplikat khusus untuk misi VIPER.

Misi ini merupakan bagian penting dari program Artemis, yang bertujuan untuk membangun kehadiran manusia jangka panjang di bulan sebagai persiapan untuk potensi misi ke Mars di masa depan. Blue Origin adalah salah satu dari banyak vendor dalam inisiatif Commercial Lunar Payload Services (CLPS) NASA, sebuah program yang merekrut sektor swasta untuk membantu pengiriman kargo, melakukan eksperimen, dan mendemonstrasikan teknologi baru di bulan.

Perlombaan Menuju Kutub Selatan Bulan

Kutub selatan bulan telah menjadi target utama bagi banyak negara dan perusahaan karena adanya sumber daya es air alami. Es yang diyakini terkubur di kawah-kawah yang selamanya gelap ini sangat berharga karena dapat diolah menjadi air minum, oksigen, dan bahan bakar roket untuk perjalanan antariksa di masa depan. Selain nilai ekonomisnya, akses terhadap air di bulan akan memungkinkan astronaut untuk tinggal lebih lama di sana.

Kebangkitan mendadak misi ini juga dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok-kelompok advokasi antariksa kepada Kongres AS, yang kemudian meminta perusahaan swasta untuk turun tangan menyelamatkan rover tersebut. Para ilmuwan telah lama penasaran apakah sumber daya air yang terbatas di bulan dapat dimanfaatkan.

Pada Desember 2020, air pertama kali terdeteksi secara langsung di bulan oleh instrumen pada wahana pendarat robotik Tiongkok, Chang’E-5. Data tersebut mengindikasikan bahwa jumlah air di bulan mungkin lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Matt Siegler, seorang ilmuwan senior di Planetary Science Institute dan anggota tim VIPER NASA, menyatakan, “Saya yakin banyak ilmuwan Amerika yang iri karena kita tidak memiliki wahana pendarat di bulan untuk melakukan pengukuran ini.”

Persaingan Geopolitik di Luar Angkasa

Persaingan antariksa baru antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas. Ada kekhawatiran bahwa program luar angkasa Tiongkok yang dijalankan oleh militer dapat mengirim astronaut ke bulan—dan mungkin ke Mars—lebih dulu dari NASA. Tiongkok sendiri menargetkan pendaratan manusia di kutub selatan bulan pada tahun 2030.

Sentimen ini ditegaskan oleh Sean Duffy, yang menjabat di bawah pemerintahan Trump. Dalam sebuah upacara di Houston, ia menyatakan dengan tegas, “Ada pihak yang menantang kepemimpinan kita di luar angkasa—seperti Tiongkok. Saya tidak akan rela jika Tiongkok mengalahkan NASA atau Amerika untuk kembali ke bulan. Kami menyukai tantangan, kami menyukai kompetisi, dan kami akan menang.”

Inovasi Komunikasi Laser untuk Misi Jarak Jauh

Seiring dengan kemajuan eksplorasi, NASA juga mengembangkan teknologi pendukung krusial. Salah satunya adalah demonstrasi Deep Space Optical Communications (DSOC), yang baru saja menyelesaikan fase akhirnya. Sistem komunikasi laser ini diuji coba pada wahana antariksa Psyche, yang sedang dalam perjalanan menuju sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.

DSOC berhasil menunjukkan bagaimana data yang dikodekan dalam laser dapat dikirim, diterima, dan diuraikan dengan andal pada jarak yang sangat jauh. Pada 2 September, komunikasi terakhir dilakukan dari jarak 350 juta kilometer. Teknologi ini mencapai kecepatan transfer data 12,4 Mbps dalam kondisi langit berawan sebagian, dan 20,8 Mbps saat langit cerah. Sebagai perbandingan, pada jarak yang lebih dekat (30 juta km), DSOC mampu mencapai kecepatan 267 Mbps.

Kecepatan ini jauh melampaui teknologi gelombang radio tradisional. Misalnya, Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) NASA hanya mampu mencapai sekitar 0,5 hingga 4 Mbps. Meskipun DSOC bukanlah sistem komunikasi utama untuk Psyche, demonstrasi ini membuktikan kelayakan komunikasi berkecepatan tinggi yang akan sangat penting untuk misi berawak ke bulan dan Mars di masa depan. Ada kemungkinan sistem ini akan diaktifkan kembali pada tahun 2026 setelah Psyche melintasi Mars.