Berita

Polusi Asap Tak Kunjung Sirna, Ratusan Mahasiswa Adakan GASMA

PALEMBANG, GELORASRIWIJAYA.CO – Aliansi mahasiswa dari sejumlah kampus di Sumatra Selatan mengadakan Gerakan Aksi Sumsel Melawan Asap (GASMA) di depan Kantor Gubernur Sumatra Selatan, Kamis (21/9).

Aksi ini bertujuan untuk menyampaikan enam poin tuntutan terkait asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terus memberikan keresahan pada masyarakat serta para mahasiswa lantaran menghambat aktivitas bahkan menyebabkan gangguan pernafasan. GASMA diikuti oleh ratusan mahasiswa dari berbagai kampus dan diawali dengan long march dari simpang 5 DPRD. Berikut adalah keenam poin tuntutan :

  1. Menuntut pemerintah menambah dan memfasilitasi team gugus tugas untuk memitigasi serta pengawasan yang lebih intens pada kawasan yang rentan terbakar.
  2. Menuntut pemerintah untuk memperkuat regulasi (PERDA/PERGUB) yang mengatur tentang pembukaan lahan dengan cara pembakaran.
  3. Pemerintah mendirikan posko pencegahan dan penanggulangan penyakit yang diakibatkan oleh kabut asap secara gratis di wilayah Sumatera Selatan.
  4. Menuntut pemerintah memperbanyak sekat kanal ataupun sumur bor yang berfungsi untuk tempat penyimpanan air di kawasan rentan terbakar.
  5. Tangkap dan adili oknum atau perusahaan yang terbukti melakukan pembakaran lahan secara transparan.
  6. Cabut izin perusahaan yang terbukti tidak bertanggung jawab dalam pencegahan dan penanganan karhutla serta perusahaan yang terbukti melakukan pembakaran lahan.

Tepat di depan Kantor Gubernur Sumatra Selatan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) mulai menyampaikan orasinya secara bergantian. Herman Deru, Gubernur Sumatra Selatan, menanggapi aksi demo tersebut dengan menyambut kerumunan mahasiswa serta mengatakan responnya mengenai polusi udara yang disebabkan oleh asap Karhutla yang tidak kunjung sirna selama sepekan lebih. Herman Deru mengatakan bahwa penyebab Karhutla yaitu el nino serta musim kemarau yang terjadi akhir-akhir ini. Herman Deru juga menambahkan bahwa helikopter water boombing telah dikerahkan sebagai upaya untuk mengurangi polusi asap.

Mohammad Azra selaku ketua BEM Universitas Sriwijaya (UNSRI) disisi lain meragukan el nino dan musim kemarau sebagai penyebab utama karhutla “El nino dan musim kemarau hanyalah faktor pendukung dari kebakaran hutan dan lahan, bukan faktor penyebab utama kebakaran. Saya percaya kemungkinan delapan puluh persen Karhutla adalah dibakar dengan sengaja,” ujar Mohammad Azra

Ratusan mahasiswa pendemo tetap meneruskan GASMA di depan Kantor Gubernur Sumatra Selatan sampai enam poin tuntutan mereka diterima. Setelah saling lempar pendapat selama beberapa saat, Gubernur Sumatra Selatan akhirnya menandatangani enam poin tuntutan yang disampaikan oleh mahasiswa bersama dengan Sekda, dan seluruh BEM.

“Kita akan terus mem-follow up ke Penanggung Jawab (PJ) Gubernur, Sekda Sumsel, serta membuka ruang-ruang diskusi dengan seluruh pihak. Kalaupun dirasa perlu ada aksi lanjutan, kita akan datang dengan massa lebih banyak,” jelas Azra.

Penulis : (nai)

Editor: (Ayi)

Facebook Comments
Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!