BeritaNews

Penutupan Gerbang Belakang oleh Kampus, Mahasiswa Rasakan Dampaknya

INDRALAYA, GELORASRIWIJAYA.CO – Sejak Desember 2019, gerbang belakang Univeritas Sriwijaya (Unsri) mulai ditutup. Hal ini dilakukan oleh pihak kampus untuk menjaga ketertiban, namun menimbulkan reaksi mahasiswa terhadapnya.

Menurut penuturan Kepala Satuan Pengamanan (Satpam) Unsri, Junaidi, penutupan gerbang dilakukan untuk penertiban. “Hal ini merupakan perintah langsung dari rektor Unsri dan dilakukan untuk mengurangi kendaraan yang tidak berkepentingan masuk ke kampus, seperti yang sering mentas, serta mengurangi kecelakaan dalam kampus,” tuturnya.

Ia mengatakan belum tahu kapan gerbang belakang Unsri akan kembali dibuka, namun setiap wisuda gerbang belakang akan dibuka, mengingat banyaknya keluarga wisudawan yang masuk untuk mengurangi kemacetan.

Junaidi juga menambahkan bahwa sudah sering terjadi senggolan motor dan mobil antara mahasiswa dan masyarakat luar, dan sejak ditutupnya gerbang belakang Unsri hal seperti itu sudah mulai berkurang.

Namun, penutupan gerbang belakang Unsri menimbulkan reaksi dari mahasiswa. Antonius Parhusip, mahasiswa Teknik Tambang, mengutarakan bahwa tidak ada pengaruh gerbang belakang ditutup atau tidak. Menurutnya justru mahasiswa yang tinggal di dekat gerbang belakang akan lebih sulit masuk ke kampus.

Hal tersebut dirasakan oleh Juici Loise. Mahasiswi Teknik Kimia ini merasakan dampak dari ditutupnya akses masuk ke Unsri ini. “Sekarang jalan masuk ke kampus hanya lewat jalan Nusantara, jadinya gampang macet. Ditambah mobil mahasiswa dan pegawai dosen yang juga lewat sana, membuat saya yang biasanya 5 hingga 10 menit ke kampus, sekarang bisa sampai 30 menit. Biaya naik ojek online dan kendaraan umum lainnya juga jadi lebih mahal, jadinya gak efisien,” ungkapnya.

Penulis : (apn)
Editor : (oya)

Facebook Comments

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!