Opini

Pentingnya Social Media Distancing di Tengah Pandemi Covid-19


Belakangan, pandemi Covid-19 kian mengganas, pasien yang dinyatakan positif semakin bertambah dengan signifikan dari hari ke-hari. Per 27 Maret 2020 saja, kasus Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka 1.046, dengan persentase kematian yang cukup besar. Untuk meminimalisir terjadinya peningkatan angka tersebut, pemerintah sudah mengupayakan berbagai cara, di antaranya ialah dengan memberi imbauan physical distancing, serta self quarantine kepada rakyat tercinta.

Barang tentu, menjalani aktivitas seharian di rumah sangat membosankan. Dan terkadang, bagi sebagian manusia, pelarian yang paling mengasyikkan ialah bermain ponsel, menggulir layar untuk bermain game ular makan buah mencari informasi mutakhir sembari rebahan, setelah lelah menghadapi kuliah dalam jaringan (Daring).

Tak jarang, banyak oknum yang mengambil kesempatan ini untuk menjadikan pandemi Covid-19 sebagai guyonan, menyebar berita bohong, dan membuat terguncang orang lain. Niat hati mengurung diri di rumah demi terhindar dari virus berbahaya, buka media sosial malah dihantam berita tidak valid yang bikin tubuh semakin sakit lantaran parno. Hal inilah yang membuat social media distancing menjadi penting.

Menurut sepemahaman saya, social media distancing ini bisa diartikan sebagai pengurangan porsi bermedia sosial. Social media distancing bukan berarti menjauhi media sosial seutuhnya. Kita tidak dapat menyangkal bahwa media sosial saat ini sudah menjadi sebuah kebutuhan, namun kita harus tetap menggunakannya dalam porsi yang wajar, apalagi di tengah situasi yang begitu krisis ini.

Terus, hubungannya sama Covid-19 apa? Memang bisa gitu Covid-19 menular lewat chat?

Tentu bukan begitu konsepnya. Maksudnya, dengan menerapkan social media distancing, peluang kita untuk termakan berita menggemparkan yang belum diketahui kebenarannya akan mengecil. Lalu, kepanikan akan berkurang.

Bukan hanya dapat dilakukan dengan tidak kongko-kongko bersama teman sejawat, mengurangi bermedia sosial di tengah banjir informasi simpang siur ini juga menjadi cara yang tepat untuk meminimalisir risiko tekanan mental serta menurunnya imunitas tubuh kita.

Iya, membaca berita negatif berkaitan dengan Covid-19 tak jarang dapat membuat seseorang ikut merasa tidak enak badan. Dilansir dari suara.com, hal ini bisa jadi merupakan gejala psikosomatik.

Tetapi, bukan gejala tersebut yang akan saya bahas di sini.

Di era yang sedemikian canggih ini, menyebarkan informasi bukanlah hal yang sulit, dalam hitungan menit atau jam saja, sebuah kabar dari seorang yang tengah berleyeh-leyeh di kamarnya dapat tersiar ke seantero Indonesia, hanya dengan sebuah tombol share, forward, screenshot dan sebagainya.

Namun, kemudahan tersebut justru menjadi masalah besar, apalagi bagi negara yang menempati urutan ke-60 dalam hal minat baca di dunia ini. Penyebaran berita yang belum diketahui keabsahannya kian marak terjadi di dunia per-WA-an maya beberapa hari ini. Kegiatan sharing tanpa saring ini bukan saja dapat melanggar UU ITE, tetapi juga memberikan serangan panik pada pembaca, terlebih bagi pengguna medsos yang latah mudah terpancing.

Tak hanya itu, kontribusi media massa dalam hal ini juga sangat besar. Kabar kecil menakutkan yang hanya diketahui oleh segelintir orang dapat menjadi besar jika media massa menggoreng isu tersebut, memajang judul yang mengundang dan dapat memberi serangan panik bagi pembaca. Meskipun tidak dapat ditampik bahwa cara tersebut ampuh untuk meningkatkan kewaspadaan khalayak terhadap virus ini.

Untuk itulah, demi kesehatanmu, di samping physical distancing, upayakan untuk mengurangi penggunaan media sosial yang menjadi ladang penyebaran berita tidak valid dan bikin deg-degan. Kamu bisa menggantinya dengan kegiatan produktif lain, seperti memecahkan bubble wrap memasak atau senam misalnya. Tentu saja, jangan lupakan tugas-tugas kuliah yang bertamu hampir tiap hari, ya.


Penulis: Dinar Wahyuni

Editor: Desi Rahma Sari

Facebook Comments

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!