Resensi

Hujan

Judul                          : Hujan

Teba                           : 320 halaman

Penulis                         : Tere Liye

Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama

 

Novel Tere Liye kali ini mengusung tema yang tak biasa. Bertema science-fiction, mengangkat setting di tahun 2050.  Bercerita tentang seorang gadis yang tahun ini berusia 21 tahun tengah berada di satu ruangan yang sama dengan seorang paramedis. Gadis itu bernama Lail. Di usianya yang masih muda, dia ingin menghapus semua memori dari kejadian yang menyakitkan dalam hidupnya. Dia pun mulai menceritakan kisah hidupnya kepada Elijah, sang paramedis.

Hari itu Lail yang masih berusia 13 tahun sedang dalam perjalanan ke sekolah dengan didampingi ibunya. Mereka naik kereta bawah tanah beserta penumpang lainnya. Di tengah perjalanan, kereta berhenti, mengerem mendadak. Rupanya ada gempa yang datang akibat adanya gunung meletus. Gunung purba, yang memiliki kekuatan setara dengan Gunung Toba saat meletus.

 

Tak banyak orang yang selamat dari bencana tersebut. Dan dari sekian penumpang kereta bawah tanah, hanya 2 orang yang hidup, Lail dan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, Esok namanya. Esoklah yang menyelamatkan nyawa Lail saat itu. Selanjutnya kisah Esok dan Lail pun dimulai.

 

***

 

Novel ini memiliki setting waktu 2050. Tak heran jika penggunaan teknologi canggih begitu ditonjolkan. Mobil terbang. Fasilitas umum tanpa petugas karena sudah digantikan dengan mesin otomatis. Pembayaran autodebet tanpa alat. Dan juga ada tempat, dengan segala teknologinya, ia mampu menghapus memori/ingatan manusia. Untuk setting tempat tidak diceritakan secara mendetil di bumi bagian mana, negara mana, kota mana. Hanya sebuah wilayah yang memiliki Ibu Kota dan kotanya dibagi ke dalam Sektor.

 

Novel ini berhasil memikat pembaca dengan alurnya yang maju mundur. Setiap akhir bab seakan diberikan clue untuk menebak apa yang selanjutnya akan terjadi. Sosok Esok benar-benar dibuat penasaran. Apalagi kisah cintanya dengan Lail, begitu rumit karena mereka harus dipisahkan oleh jarak dan kesibukan masing-masing.

 

Bukan Tere Liye namanya jika ia tidak bisa membuat para pembaca berdecak kagum atas karyanya. Kali ini dalam novel Hujan, Tere Liye menyajikan berbagai macam hujan. Ada hujan abu, hujan asam, hujan salju, dan ketika tidak ada hujan sama sekali. Penjelasan ilmiah mengenai intervensi gas pada lapisan bumi pun dapat dipahami dengan baik bagi para pembaca. Dan tentu saja, ide ceritanya selalu di luar dari apa yang kebanyakan orang pikirkan.

 

Facebook Comments

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close
error: Content is protected !!