Artikel

Generasi Ambyar, Wajarkah?

Masa muda memang identik dengan permasalahan hati. Indonesia yang sedang menghadapi bonus demografi dengan kata lain memiliki populasi penduduk usia muda dengan jumlah tinggi tentu saja memiliki permasalahan di dalamnya. Ya, kata “sobat ambyar” tidak lagi tabu di telinga kita, orang Indonesia. Kata “ambyar” yang dalam KBBI berarti tercerai-berai atau berpisah-pisah melambangkan suasana hati yang tidak baik.

Pengidap “ambyar” ini tidak lain dan tidak bukan adalah anak-anak muda Indonesia. Ditambah lagi dengan maraknya perilisan lagu-lagu yang menyentuh hati dan seringkali merupakan pengungkapan rasa sedih karena masalah hati. Kita tak bisa melarang orang untuk berekspresi dan meluapkan perasaan mereka. Namun, ada kalanya ke’ambyar’an ini telah melewati batas wajar. Hal ini mampu mempengaruhi pandangan orang-orang dewasa tentang bagaimana “lembek”-nya generasi ini.


Kartonyono ning ngawi medot janjimu..
Ambruk cagak ku nuruti angen-angenmu..
Sak kabehane wes tak turuti..
Tapi malah mblenjani..

Lagu karya Denny Caknan yang berjudul “Kartonyono Medot Janji” ini merupakan salah satu media yang menunjukkan betapa ambyarnya generasi ini. Dalam beberapa video yang telah diupload di Youtube, ditampilkan suasana konser dengan membawakan lagu ini yang begitu “ambyar”.

Sejatinya dunia ini tidak melulu tentang hati. Ada banyak hal lain yang harus dipikirkan secara benar. Generasi muda haruslah memiliki pola pikir yang panjang dan mengarah ke masa depan. Waktu serta tenaga harus digunakan seoptimal mungkin untuk kemajuan bangsa ini. Masa muda harus dimanfaatkan dengan berbagai hal yang mampu memberikan manfaat bagi orang banyak. Hal itu bisa diwujudkan dengan adanya inovasi pada dunia teknologi atau bisa juga dengan ambil bagian pada proses sosialisasi yang ada di masyarakat.

Jadi, masa muda bukan hanya masalah cinta, cinta, dan cinta. Memiliki permasalahan tentang hati bukanlah hal buruk, itu menunjukkan jika eksistensi hati itu masih benar adanya. Namun, penempatannyalah yang harus diperhatikan dengan benar. Jadi, ambyar boleh, asal jangan lewat batas wajar.

Penulis: Febby Anggraini

Editor: Desi Rahma Sari

Facebook Comments

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!