Opini

“Anggota DPR yang Sekarang Dulunya Juga Kritis” Bagaimana Dengan Manik ?

Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), Manik Marganamahendra yang pernah lantang mengkritik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bahkan sampai menyebut DPR adalah dewan penghianat rakyat sekarang ikut mencalonkan diri sebagai bakal calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Partai Perindo. Hal tersebut dikonfirmasi melalui unggahan instagram @marganamahendra (13/6/2023).


Manik mengungkapkan bahwa kesadaran politik juga harus dibawa ke dalam meja politik praktis sehingga aspirasi masyarakat di lapangan tidak terputus dengan apa yang dibahas di meja politik. “Selama ini yang dikritik adalah tidak adanya jembatan yang menyampaikan aspirasi masyarakat di grass root, hingga akhirnya masuk ke dalam sistem dan itu bisa diperdebatkan di dalam sistem, yang harapannya ketika saya masuk saya bisa membawa itu” ungkapnya.


Komentar pro dan kontra pun bermunculan, banyak netizen menganggap Manik seperti menjilat ludah sendiri karena dulu ia vokal menyuarakan untuk jangan percaya kepada DPR tetapi sekarang ia mencalonkan diri untuk menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. “Sedang berusaha menjilat ludahnya sendiri? wkwk enak kan ya, belum jadi anggota dewan udah dinyinyirin? Muahahaha” ujar salah satu netizen di komentar postingan instagram Manik.


Memperbaiki sistem dari dalam dianggap omong kosong seperti para aktivis tahun 1998 yang dulunya juga keras membela rakyat namun saat terpilih menjadi anggota dewan lebih mementingkan kepentingan partai. Mereka yang dulunya juga berniat untuk merubah sistem kemudian malah diubah oleh sistem. Merubah sistem dari dalam dinilai lebih beresiko, alih-alih menundukkan sistem, Manik justru lebih berpotensi untuk ditundukkan dengan aturan partai bahwa setiap anggota wajib mengikuti perintah partai.


Selain itu, berbagai dukungan juga diberikan kepada Manik yang mencalonkan diri sebagai anggota dewan termasuk dari seorang konten kreator yang dijuluki “presiden gen z” yaitu Rian Fahardhi. Rian melalui postingan instagramnya menuliskan “kenapa figur anak muda yang masuk ke dalam sistem politik selalu mendapatkan prasangka buruk. Melihat orang-orang yang dahulunya kritis dan sekarang menjadi anggota DPR yang terbawa arus buruknya politik menjadi trauma yang menghantui generasi ke generasi, sehingga orang-orang yang benar-benar peduli akan lelah sendiri. Padahal anak muda yang dulunya kritis memiliki tanggungjawab moral yang lebih besar” .


Manik diharapkan dapat menghapus stigma buruk masyarakat terhadap aktivis-aktivis pendahulunya yang berkarir di parlemen. “Terus kenapa kalau dulu kritik DPR terus sekarang nyaleg? Traumatis itu jangan dibawa-bawa terus, atau kita ga bakal bisa maju. Malah lebih bagus kalau yang suka mengkritik yang maju ke bangku pemerintahan, jadi mereka tau apa-apa aja yang akan menimbulkan polemik di publik nantinya dan bisa berpikir lebih matang. Coba dulu kasih kesempatan buat anak muda kayak kak Margan dan pemuda pemuda lainnya untuk duduk di pemerintahan, kapan lagi coba? Daripada kebanyakan diisi sama caleg-caleg yang sudah tua dan haus uang doang.” komentar salah satu netizen di instagram.

Inilah indahnya demokrasi, semua orang berhak untuk berpendapat. Ketika sistem yang tidak bisa diperbaiki dari luar kemudian berniat untuk mencoba memperbaiki sistem dari dalam haruslah diiringi landasan yang kuat, apa saja tujuan tergabung di dalamnya? apa saja yang akan dilakukan selanjutnya? Jangan sampai setelah terpilih justru ikut dengan sistem buruk yang berjalan sebelumnya dan tidak ada bedanya dengan oknum-oknum lain atau bahkan tidak ada perubahan ketika sudah terpilih nantinya.

Penulis : RAA

Sumber foto : Instagram/marganamhendra

Facebook Comments
Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!